Senin, 23 April 2012



1.“untuk AYAH tercinta”
Sedalam laut, seluas langit
cinta selalu tak bisa diukur
begitulah ayah mengurai waktu
meneteskan keringat dan rindunya
untukku
Waktu memang tak akrab
denganku dan ayah
tapi di dalam buku gambarku
tak pernah ada duka atau badai
hanya sederet sketsa
tentang aku, ayah dan tawa
yang selalu bersama
PUTUS CINTA… sudah biasa…
PUTUS ROKOK… merana…
PUTUS REM… matilah kita…

2.Saat kata terucap dengan manis
Mengapa tak hanya diam
Kau semakin menghancurkan ku
Walau ku tak mengerti maksud hatimu
Hati??
Mengapa s’lalu menyebut hati
Perasaan??
Tak adakah kata lain
Kau bilang kan menjaga Perasaan ku
Tapi kini kau menyakitiku
Kau hancurkan hatiku
Perasaanku
Tak sadarkah kau
Dimana hatimu?
Kata-katamu manis
Semanis lidahmu mengucap
Tapi telingaku sakit saat mendengarnya
Bagai tersambar petir
Begitu teganya dirimu
terhadap cinta suciku…

3.Sunyi sepi ku dalam gelap
namum pertemuan dengan mu mampu memberi setitik terang dalam hidupku…….
tapi kini perpisahan…menjadikan semuanya seperti mimpi buruk,
dan kenangan…menjadi mimpi terindahku
Bersamamu adalah kebahagian…….
walau aku tahu
dirimu yang dulu membuatku jatuh hati
kini diri mu juga yang membuat hatiku jatuh berserakan…

4.Malam memang gelap..
tapi jgn takut karna siank begitu terang..
walaupun cinta itu abstrak…
tapi hati ini nyata…
bila cinta adalah kemurnian…
tuk pa hadir kepura2an?
sama-sama berkorban dan dikorbankan…
maka tak heran bila cinta adalah pertanyaan..??? 
 
5.Panu..
Kau begitu imut nan lucu.
Kau hinggap di seluruh tubuhku.
Kau hiasi diriku dengan bintik abu-abu.

Panu..
Begitu besar rasa sayangmu padaku.
Setiap saat kau peluk erat tubuhku.
Kau buat diriku seperti pohon jambu..



KALAU YANG DIBAWAH INI SMS LUCU:

Kalo kamu jadi senar gitar, aku ga mau jadi gitaris ah, abis aku ga mau mutusin kamu.

Kalo aku jadi gubernur BI, aku bakal bikin uang yang ada foto kita berdua.

Nama kamu ga mungkin jadi jawaban quiz, kecuali pertanyaannya "siapa wanita yang paling cantik?

Cintaku ke kamu cuman 1%, yang 99% cinta bangettt!!

Wasit sepakbola punya kartu kuning dan merah, tapi aku punya kartu akses menuju hatimu.

Kamu itu kaya hansaplast ya, selalu menutupi luka hatiku.

Yang kamu liat di kulkas,bukan hati sapi, itu hatiku beku karena ditinggal kamu..

Tinta apa yang gak bisa ilang? Tinta-tu padamu.

Waktu petugas sensus ke rumahku, dia cuma menghitung4 org di keluargaku. dia gak tau kalo sebenernya ada kamu di hatiku (jadi ada 5 deh).

Bukan titik yang menyebabkan tinta, tapi tinta yang menyebabkan titik..

Bukan karena kamu cantik yg menyebabkan aku cinta , tapi karena aku cinta, kamu terlihat cantik.

Gapapa deh kita beda kartu GSM,asal nantinya nama kita ada di KARTU Keluarga yang sama.

orang yang menciptakan huruf abjad ini memeng hebat tapi dia melakukan kesalahan yang sangat besar,yaitu meletakkan I & U.

Senyuman kamu kaya server twitter, makin liat senyum kamu makin bikin cinta aku over-capacity.

Maaf permisi, saya warga baru ingin tinggal di hatimu lebih dari 1 x 24 jam, perlu lapor RT/ KUA langsung ya?
KUMPULAN PUISI


KEPERGIANMU


Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
 
Aku dan Tulisanku 
 
Adakah orang akan bertanya akan aku ketika aku
tak pernah menulis satu kata?
Adakah orang akan mencari namaku ketika aku
tak pernah meninggalkan kesan?
tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisanku
jari-jariku bekerja dengan otakku
tapi tidak dengan diriku
diriku adalah kumpulan prilaku potensi dosa
diriku adalah susunan tulang daging darah
yang mungkin telah menyerap barang haram
diriku bukan milikku, lingkunganku telah mengklaimnya
Adakah orang pernah menerima aku berbeda dengan tulisanku?
Berjayalah kalimat-kalimat yang kutulis
sebab mereka mendapat teman dan musuh yang menghormati
ingin aku memasukkan diriku ke dalam tulisanku
harap aku bisa mendapat sapaan hormat yang sama
Tulisanku adalah produksi otakku yang bersahaja
tak dapat bercengkrama dengan prilakuku yang
diproduksi oleh niatku yang subjektif
tulisanku memberi tahu tentang aku ke dunia
sementara aku tak pernah berbuat yang sama
kepada tulisanku....
 
 
 
Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
   hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin

Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel

Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur
 
 
 
Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu


Suatu saat ada seseorang
yang bertanya kepada saya,
“bagaimana kamu tahu bahwa
kamu sedang mencinta?” Jujur
saja, saya langsung masuk ke
kedalaman bagai menyelusuri
lorong-lorong yang selama ini
memang telah saya lalui. Di
sana, saya kembali melihat
saat-saat dimana hati bukan
hanya berbicara tentang rasa
yang indah namun juga saat-
saat pikiran mempertanyakan
banyak hal. The really deep
question is how I know that I
love?
Suatu saat ada seorang “peri”
bertanya: “aku tidak tahu
apakah aku benar-benar
mencintaimu? Aku ragu dan
aku mempertanyakannya.
Yang aku tahu adalah aku
menjalani rasa dan saat yang
sedang ada ini”. Mendengar
itu, pemuda, sang kekasihnya
melukiskan apa yang
dialaminya sendiri sembari
tetap memberi keleluasan
kepada perinya untuk
menemukan jawaban atas
pertanyaannya sendiri.
Pernahkah anda mengalami
hal ini? Seseorang yang
menyukai orang lain dalam
arti yang sangat dalam
pertama-tama diawali dengan
rasa suka. Tertarik melihat
hal-hal kecil yang
dilakukannya. Saya ingat, satu
hal yang sangat
mempengaruhi hidup saya.
“Semua hal besar selalu
diawali oleh hal yang kecil”.
Tatkala setiap saat melihat,
mendengar, dan merasakan
apa yang dilakukan seseorang
akan membawa orang lain
semakin dekat dengannya.
Pada tahap awal, ini
merupakan rasa suka yang
semakin ingin merengkuh
seseorang begitu dekat
dengan kita. But……tentunya
kita akan terus memikirkan
apakah benar kita
menyukainya? Atau jangan-
jangan ini hanya perasaan
sesaat? Tentunya, jangan
sampai anda salah memilih.
Sebab, soal hati bukanlah soal
mata yang tertarik karena
memandang, cinta bukanlah
soal dia yang menawan.
Pada saat suka menjadi alat
yang pertama
mempertemukan yang
berbeda menjadi tetap
berbeda, akan terjadi suatu
konfigurasi sisi-sisi yang tidak
dimengerti sepenuhnya.
“Mengapa seseorang harus
menyukai orang yang satu itu
dan bukan yang lain?” Sisi
yang tidak dimengerti ini,
pada saat tertentu disebut
dengan kesamaan. Ketika
anda semakin melihat ada
beberapa atau banyak
kesamaan dalam diri anda
dengan orang yang satu itu,
apa yang akan anda lakukan?
Pastinya, anda akan
mengungkapkan diri anda
lebih jauh dan dalam. Rasa
suka dalam kesamaan-
kesamaan akan bergerak
pada zona mencoba memberi
dan menemani.
Hadir di saat-saat seseorang
tidak tahu harus berbuat apa,
sambil mengungkapkan apa
yang bisa dilakukan. Kadang,
ia hanya diam dan terus
mengulang kata yang sama
agar seseorang menemukan
setitik semangat dalam
keletihannya. Pada akhirnya,
saling menyadari dan
menyatakan diri apa adanya
merupakan garis lanjutan dari
kisah yang akan terus
dituliskan. Di saat itu,
siapapun akan saling berbagi,
saling mengerti dan saling
merindukan. Tetapi apakah
hanya sampai di sini?
Jika kita hanya sampai pada
tahap ini, ingat rasa suka akan
menyeret kita – selalu –
dalam like or not, right or not
or sometime we call it as
moodiness. Ketika orang yang
kita sukai itu menjadi
menjengkelkan atau kadang-
kadang cuek, dingin, dan lain
sebagainya kita akan
cenderung untuk menjauh.
Atau kita akan menjadi sangat
marah dan merasa dicuekin.
Tapi siapakah kita sehingga
kita harus memaksa atau
mempertanyakan dia tidak
boleh seperti itu?
Akan banyak sekali kisah yang
akan terjadi. Tapi, kita harus
kembali kepertanyaan dasar:
”how I know that I love?”
Cinta dalam arti yang sangat
dalam adalah keputusan.
Ketika anda mengatakan
perasaan anda kepada
seseorang bahwa anda
menyukainya dan “bukan”
yang lain anda telah
memutuskan. A decision
makes everything in commit
with her/him by our own
words. Maka, keputusan akan
terus menghantar kita pada
sebuah keberanian untuk
melakukan apapun.
Sebuah ilustrasi sederhana.
Saat anda menyukai
seseorang dan anda begitu
ingin memberinya sekuntum
mawar. Anda melihat hanya
ada sekuntum mawar indah di
taman. Anda mendekati dan
melihat mawar itu dipenuhi
dengan duri-duri yang siap
melukai tangan anda.
Pertanyaannya: “apakah anda
mau mengambil mawar itu
dan memberikan kepadanya
kendati tangan anda akan
terluka? Once again, you must
be make a decision. Jika cinta
anda lebih besar daripada
ketakutan anda untuk terluka,
anda pasti mengambil mawar
itu dan memberikan
kepadanya. Cinta
mengalahkan luka. Dan
bukankah itu sebuah
keputusan?
Pernahkah anda begitu ingin
bertemu dengan kekasih
anda? Dan walaupun ada
pekerjaan anda pasti mencari
waktu untuk bertemu dengan
dirinya?
Pernahkah anda begitu
mengharapkan kehadirannya
di sisi anda? Dan dengannya
anda berusaha
menghubunginya walau
sekedar mendengar suaranya?
Pernahkah anda ingin
bercerita namun tiada teman
dan sendirian? Dan anda
mengatakan padanya bahwa
anda ingin menemuinya?
Pernahkah anda sangat tidak
bersemangat dan rasanya
putus asa dan dia
menyemangati anda dengan
sangat sederhana hanya
dengan berkata “aku tahu
kamu pasti bisa?”
Pernahkah anda “merasa”
dicuekin dan kemudian ia
berkata “maafkan aku?”
Pernahkah anda merasa
begitu egois dan ia
mengingatkan anda dan
kemudian anda pun minta
maaf?”
Pernahkah anda meragukan
bahwa ia mencintai anda
namun ia mengatakan “aku
mencintaimu lebih dari yang
sebelumnya?”
Pernahkah anda berkata ”aku
tidak tahu apakah aku
mencintaimu” namun ia selalu
hadir dan menemanimu?”
So, the great question is how
do you know that you love? Or
how I know that I love?
Jika anda mengalami banyak
keraguan sekaligus berusaha
mencintainya dan mengerti
siapa dia, atau banyak hal
yang lain…..ingatlah, itu bukti
anda sedang mencinta.
Maka, cinta bukanlah masalah
rasa. Cinta adalah soal
keputusan dan dengannya kita
berani menanggung apapun.
Ketika kita telah memutuskan
bahwa kita mencintai dia, jauh
dalam kedalaman hati ada
sebuah ketenangan. Sebab,
sekaligus di sana tersimpan
sebuah unconditional
trustworthiness. Sebuah
kepercayaan yang tidak
meragukan. Aku mencintainya
dan akan tetap mencintainya
dengan apa adanya dia.
Mungkin dia akan berubah
tapi aku percaya ia tetap
seperti pertama kali aku
kenal. Dalam hidup hanya ada
dua yang paling utama untuk
membina kehidupan yang
sangat baik yakni
kepercayaan dan kejujuran.
Jika kedua hal ini sudah hilang
maka yang terjadi adalah
kesalahpahaman. Maka,
dalam mencintai, keterbukaan
menjadi pintu yang sangat
dibutuhkan. Biarkan kita
saling mengatakan apa yang
kita inginkan dan yang lain
mendengarkan. Dari sana kita
akan belajar bahwa banyak
yang berbeda dalam diri kita
namun biarkanlah semua
tetap berbeda. Tugas kita
adalah merajut semua hal
yang berbeda menjadi begitu
indah untuk dimiliki bersama.
Mencitai bukanlah mengubah
orang menjadi seperti yang
kita inginkan. Sebab, jika
demikian kita hanya mencintai
bayangan diri kita yang hadir
dalam dirinya.
So, how I know that I love?
When I know I’m in love and
need someone in love. I tell
her/him that I love and I
always at her/him side lovely.
My heart tells me them that I
love not always by my mind.
Kupersembahkan kepadamu
saat pisces 13 bersinar di
angkasa jingga mengawali
untaian yang akan terus
bersinar. Saat keputusan telah
kutemukan dan seluruhnya
akan kupersembahkan
untukmu yang kucinta.




"This is the beginning of a new
day. You have been given this
day to use as you will. You can
waste it or use it for good.
What you do today is
important because you are
exchanging a day of your life
for it. When tomorrow comes,
this day will be gone forever;
in its place is something that
you have left behind...let it be
something good."

“And forget not that the earth
delights to feel your bare feet
and the winds long to play
with your hair.”

Love the earth and sun and
animals,
Despise riches, give alms to
everyone that asks,
Stand up for the stupid and
crazy,
Devote your income and labor
to others...
And your very flesh shall be a
great poem.

Here is a test to find out
whether your mission in life is
complete.
If you're alive, it isn't.

"People travel to wonder at
the height of the mountains,
at the huge waves of the seas,
at the long course of the
rivers, at the vast compass of
the ocean, at the circular
motion of the stars, and yet
they pass by themselves
without wondering."

"I would rather be ashes than
dust! I would rather that my
spark should burn out in a
brilliant blaze than it should
be stifled by dry rot. I would
rather be a superb meteor,
every atom of me in
magnificent glow, than a
sleepy and permanent planet.
The proper function of man is
to live, not to exist. I shall not
waste my days in trying to
prolong them. I shall use my
time."

"I will not die an unlived life. I
will not live in fear of falling
or
catching fire. I choose to
inhabit my days, to allow my
living to open me, to make me
less afraid, more accessible,
to loosen my heart until it
becomes a wing, a torch, a
promise. I choose to risk my
significance; to live so that
which comes to me as seed
goes to the next as blossom
and that which comes to me
as blossom, goes on as fruit."

"The day will come when,
after harnessing space, the
winds, the tides and
gravitation, we shall harness
for God the energies of love.
And on that day, for the
second time in the history of
the world, we shall have
discovered fire."

"To live content with small
means; to seek elegance
rather than luxury; and
refinement rather than
fashion; to be worthy, not
respectable; and wealthy, not
rich; to study hard, think
quietly, talk gently, act
frankly; to listen to stars and
birds, to babes and sages, with
open heart; to bear all
cheerfully, do all bravely,
await occasion, hurry never; in
a word, to let the spiritual,
unbidden and unconscious
grow up through the common.
This is to be my symphony."

"Normal day, let me be aware
of the treasure you are. Let
me learn from you, love you,
bless you before you depart.
Let me not pass you by in
quest of some rare and
perfect tomorrow. Let me
hold you while I may, for it
may not always be so. One
day I shall dig my nails into
the earth, or bury my face in
the pillow, or stretch myself
taut, or raise my hands to the
sky and want, more than all
the world, your return.